Loading Now
×

Warga Soroti Proyek Swakelola Bernilai Miliaran Rupiah di SMPN 10 Kota Komba, Kontraktor Direkomendasikan Dinas PPO Manggarai Timur?

Foto: Ilustrasi pembagian jatah proyek

Jajak.net – Sejumlah warga Desa Pong Ruan, Kabupaten Manggarai Timur, menyoroti proyek swakelola bernilai miliaran rupiah di SMP Negeri 10 Kota Komba yang dinilai tidak mengakomodasi masyarakat sekitar, karena tenaga kerja justru didatangkan dari luar desa.

“Kami warga di sini jadi penonton. Yang kerja banyak orang dari luar desa,” kata seorang warga Kampung Gulung, Desa Pong Ruan, Senin, 25 Agustus 2025.

Sumber tersebut juga mengatakan mayoritas masyarakat sekitar sekolah tidak mengetahui mekanisme pengelolaan proyek itu.

“Kami baru tahu kalau itu proyek swakelola. Kalau sejak awal pihak sekolah menyampaikan, pasti kami mau ikut kerja, daripada merantau ke tempat lain,” katanya.

Hal senada disampaikan seorang warga Dusun Kakang, Desa Pong Ruan. Menurut warga itu, proyek tersebut dikerjakan sejumlah kontraktor dari luar wilayah, antara lain dari Mukun, Lembur, Rana Kolong, hingga Borong.

“Pihak sekolah tidak pernah memberi informasi. Kami kira kontraktor yang kerja lewat tender, padahal itu proyek swakelola. Mestinya masyarakat sekitar sekolah juga diajak terlibat,” katanya.

Proyek pembangunan gedung SMPN 10 Kota Komba bersumber dari program Revitalisasi Satuan Pendidikan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dengan pagu anggaran Rp3,26 miliar.

Sesuai petunjuk teknis program tersebut, pelaksana proyek adalah Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP), yang terdiri dari kepala sekolah, ASN atau pegawai tetap, komite sekolah/orang tua siswa, serta masyarakat setempat yang memiliki latar belakang konstruksi.

Program revitalisasi sejatinya tidak hanya bertujuan membenahi sarana dan prasarana pendidikan, tetapi juga mendorong partisipasi masyarakat serta menggerakkan ekonomi lokal melalui pola swakelola.

Namun, di lapangan, pelaksanaan proyek disinyalir tidak sejalan dengan tujuan program: partisipasi warga lokal justru diduga diabaikan.

Sumber Jajak.net dari Dusun Kakang mengatakan, hanya segelintir warga Pong Ruan yang dilibatkan dalam pengerjaan proyek revitalisasi SMP Negeri 10 Kota Komba tersebut.

“Mereka bisa kerja juga hanya karena ada satu orang tua murid yang punya dump truk yang dapat kerja satu unit gedung,” katanya.

“Kalau tidak, mungkin tidak ada masyarakat di sini yang dilibatkan,” tambahnya.

Ia berkata, “Kami kecewa, proyeknya di wilayah kami, tetapi warga di sini harus merantau dan kerja di daerah lain supaya bisa beli beras.”

Warga itu mengatakan, sesuai informasi yang beredar, para kontraktor yang mengerjakan proyek pembangunan SMP Negeri 10 Kota Komba tersebut merupakan tim sukses bupati dan wakil bupati Manggarai Timur pada Pilkada 2024.

“Kami dengar begitu. Kontraktor yang kerja itu mereka yang dukung bupati saat Pilkada kemarin,” katanya.

“Kasihan kepala sekolah yang menjadi penanggung jawab proyek. Kontraktor itu kan dengarnya direkomendasikan oleh Dinas PPO,” tambahnya.

Dinas PPO Rekomendasikan Kontraktor?

Pantauan Jajak.net pada Senin sore, material seperti pasir, batu, dan kayu sudah menumpuk di lokasi, sementara sejumlah pekerja mulai mengerjakan pondasi. Namun papan informasi proyek belum tampak terpasang.

Kepala SMPN 10 Kota Komba, Emanuel Ora Soba, menjelaskan  proyek tersebut meliputi pembangunan empat ruang kelas baru, rehabilitasi dua ruang kelas, pembangunan dua toilet, satu laboratorium, satu perpustakaan, satu ruang guru, dan satu rumah guru.

Ia membantah tudingan bahwa proyek tidak transparan.

“Sebetulnya kami sudah informasikan. Siapa yang mau kerja silakan mendaftar. Ada yang sempat kerja tapi berhenti setelah beberapa hari,” ujarnya.

Saat ditanya soal kontraktor yang disebut direkomendasikan Dinas PPO Manggarai Timur, Eman hanya menjawab singkat, “mengerti saja dengan kami dua mekas,” sambil tertawa.
Mekas — sapaan untuk pria paruh baya dalam dialek Kota Komba, Manggarai Timur — yang dimaksud Eman adalah bendahara pembangunan tersebut.

“Yang bertanggung jawab penuh saya dan bendahara. Jadi mereka (kontraktor) itu seperti kepala tukang, kami yang cari,” tambahnya.

Ia berharap pemberitaan mengenai pembangunan sekolah itu ditulis secara positif.

“Selama ini kan berita lebih banyak soal gedung sekolah yang reyot,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas PPO Manggarai Timur, Winsensius Tala, meminta Jajak.net untuk mewawancarai kepala sekolah terkait tudingan intervensi instansi yang dipimpinnya dalam penunjukkan kontraktor proyek gedung SMP Negeri 10 Kota Komba tersebut.

“Silahkan tanya kepala sekolah karena mereka yang ikut bimtek (bimbingan teknis),” katanya melalui pesan WhatsApp pada Selasa pagi, 26 Agustus.

Penulis: Rosis Adir

Mendalam