Foto: Ilustrasi Rabies
Jajak.net – Dinas Peternakan dan Pengendalian Penyakit Hewan Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, melaksanakan kegiatan vaksinasi hewan penular rabies (HPR) di Desa Golo Tolang, Kecamatan Kota Komba Utara, menyusul kematian seorang anak akibat rabies di wilayah tersebut.
Sebanyak 343 ekor anjing dan 19 ekor kucing divaksin dalam kegiatan yang digelar pada Selasa, 29 Juli 2025 itu.
Handri Jawa, Dokter Hewan di Dinas Peternakan Manggarai Timur menyatakan bahwa kegiatan vaksinasi di Golo Tolang sebagai respons atas kasus kematian seorang warga desa tersebut yang diduga akibat rabies.
“Warga sangat antusias membawa kucing dan anjing untuk disuntik vaksin anti rabies, meskipun dengan kondisi cuaca yang kurang bersahabat berupa hujan,” katanya, dikutip Tribunflores.com.
Sebelumnya Jajak.net melaporkan bahwa seorang anak di Desa Golo Tolang meninggal dunia setelah sekitar sebulan sebelumnya digigit anjing dan tidak mendapatkan vaksin anti rabies karena tidak dibawa ke fasilitas kesehatan.
T (8), meninggal dunia di RSUD Borong pada 22 Juli 2025.
Bonifasius Dar, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Manggarai Timur, mengatakan penyelidikan epidemiologi menunjukkan bahwa korban digigit anjing pada 8 Juni 2025.
“Korban tidak mendapat vaksin anti rabies (VAR) karena keluarganya tidak melaporkan ke puskesmas kasus gigitannya. Bahkan tindakan pencucian luka tidak dilakukan oleh orangtuanya,” katanya kepada Jajak.net, Selasa, 29 Juli.
Data Dinas Kesehatan Manggarai Timur, dari Januari hingga Juli 2025 terdapat 1.349 kasus gigitan hewan penular rabies (HPR) di kabupaten tersebut. T satu-satunya korban meninggal hingga Juli 2025.
Kasus kematian akibat rabies di Manggarai Timur terus berulang dalam tiga tahun terakhir: dua kasus pada 2023, satu kasus pada 2024, dan satu kasus hingga Juli 2025.
Stok Vaksin Terbatas, Populasi HPR Tinggi
Handri Jawa berkata stok vaksin HPR tahun ini jauh lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada 2024, kata dia, Manggarai Timur mendapat bantuan sekitar 15 ribu dosis vaksin HPR dari Word Organisation for Animal Health (WOAH), dan sebanyak sekitar 1500 dosis tersisa dibawa ke tahun 2025.
“Jadi sisa vaksin tahun lalu (yang) kita gunakan tahun 2025,” katanya.
Dari stok vaksin yang tersedia itu, lanjutnya, sekitar 350 dosis digunakan saat vaksinasi HPR di Golo Tolang dan 300 dosis untuk kegiatan di Pota dan Desa Arus.
Ia mengatakan, ketersediaan vaksin saat ini, tidak sebanding dengan estimasi populasi HPR di Manggarai Timur yang mencapai 39 ribu ekor.
Handri berkata, hingga Juli, terdapat lima sampel otak hewan yang dinyatakan positif rabies di Manggarai Timur.
Ia mengimbau warga tidak melepasliarkan anjing dan kucing peliharaan, serta memastikan hewan-hewan tersebut diikat atau dikandangkan untuk mencegah penyebaran rabies lebih lanjut.