Jajak.net – Masyarakat menyambut baik proyek pembangunan jalan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) melalui PPK 3.2 PJN Wilayah III Provinsi NTT. Proyek ini dinilai sangat bermanfaat karena memperbaiki ruas jalan Labuan Bajo–Ncireng–Ruteng, terutama di jalur Ncireng yang selama ini mengalami kerusakan parah dan sempit.
Sebelum proyek pelebaran jalan dimulai, masyarakat harus berhati-hati saat melintas, baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Kondisi jalan semakin memburuk saat musim hujan karena banyaknya genangan air akibat saluran drainase yang tidak berfungsi.
Perbaikan jalan ini menjadi jawaban atas kerinduan masyarakat, khususnya di Pulau Flores. Jalan Labuan Bajo–Ruteng merupakan akses utama yang menghubungkan berbagai kabupaten, termasuk Manggarai Barat. Kini, waktu tempuh Labuan Bajo-Ruteng atau sebaliknya yang sebelumnya mencapai empat jam dapat dipersingkat.
Beberapa tokoh masyarakat dan pemuda pun mengapresiasi langkah pemerintah pusat dalam mendanai proyek ini melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2024.
“Kami mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih kepada pemerintah pusat. Penantian masyarakat untuk menikmati jalan mulus akhirnya terwujud,” ujar Nan Jeraman, tokoh pemuda dari Kabupaten Manggarai.
Nan menambahkan, perbaikan jalan ini sangat membantu mobilitas masyarakat. “Sebelumnya butuh waktu hingga tiga sampai empat jam, kini cukup dua jam. Akses jauh lebih nyaman dan mendukung aktivitas ekonomi masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Servas Adur, seorang pengendara roda dua, berharap agar proyek ini dikerjakan sesuai spesifikasi teknis, mengingat ada titik-titik rawan pergeseran tanah, seperti di wilayah Ncireng.
“Harapan kami, pembangunan jalan dan infrastruktur pendukung dilakukan dengan baik dan sesuai standar,” katanya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, proyek preservasi jalan Labuan Bajo–Ruteng sedang dalam tahap perbaikan dan diawasi oleh konsultan pengawas serta pihak PPK. Terlihat sejumlah titik mengalami kerusakan ringan yang kini tengah diperbaiki.
Proyek pengaspalan hotmix ini dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2024 dengan nilai kontrak sebesar Rp125 miliar, bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Pelaksana proyek adalah PT. Akas.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Parsaoran Samosir, mengonfirmasi bahwa pihaknya telah memeriksa sejumlah kerusakan ringan di beberapa titik.
“Setelah dilakukan pengecekan, kami menemukan kerusakan ringan dan telah memberikan rekomendasi kepada kontraktor untuk melakukan perbaikan. Proyek ini masih dalam masa pemeliharaan satu tahun, sehingga tanggung jawab perbaikan sepenuhnya ada pada kontraktor,” jelasnya.