Arifin saat diwawancarai Jajak.net. [Foto: Herins Nggani]
Jajak.net – Cuaca ekstrem yang memicu gelombang tinggi di pantai utara Reok, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, menyebabkan sejumlah nelayan tidak melaut.
Arifin, salah seorang nelayan di Kedindi, Kelurahan Baru, Kecamatan Reok, mengatakan, ia tidak melaut sejak akhir Desember 2024.
“Cuaca saat ini lagi tidak bersahabat,” kata pria 48 tahun itu kepada Jajak.net pada Selasa, 4 Februari 2025.
Arifin mengatakan sebagai nelayan yang hanya memiliki kapal kecil, “saya tidak mau memang pergi mencari ikan karena angin kencang dan gelombang tinggi.”
“Apalagi mesin sering macet dan saya selalu waspada terhadap hal-hal yang tidak diinginkan dengan kondisi cuaca yang seperti ini,” kata pria yang menjadi nelayan sejak berusia 17 tahun itu.
Akibat cuaca yang kurang bersahabat tersebut, kata dia, dirinya terpaksa bekerja serabutan sembari menunggu cuaca membaik.
“Saya kerja serabutan supaya bisa biayai pendidikan anak dan penuhi kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Jajak.net menyaksikan di sekitar Pelabuhan Kedindi, Reok, banyak perahu motor atau kapal nelayan berlabuh.
Arifin mengatakan, sama seperti dirinya, para nelayan pemilik perahu-perahu itu tidak melaut karena kondisi gelombang yang tinggi.
“Sekarang harga ikan naik karena ketersediaan ikan di sini berkurang,” katanya.
Arifin yang mendapatkan perahu motor bantuan dari pemerintah Kabupaten Manggarai pada 2010 itu, berharap agar kembali mendapat bantuan serupa, tetapi dengan kapasitas mesin yang lebih besar.
“Kalau mesin besar, biar gelombang begini, masih tetap bisa melaut,” katanya.