Foto: Maximilianus Herson Loi, Ketua Pelaksana Harian AMAN Wilayah Nusa Bunga [Dok. Herson]
Jajak.net – Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Wilayah Nusa Bunga mengingatkan Gubernur NTT, Melkiades Laka Lena, agar tidak menjadikan Tim Pencari Fakta sebagai alat politik untuk memuluskan proyek geothermal yang menuai penolakan luas di Pulau Flores.
“Tim pencari fakta harus independen dan netral,” kata Maximilianus Herson Loi, Ketua Pelaksana Harian AMAN Wilayah Nusa Bunga.
Pernyataan Herson merespons rencana Gubernur Melkiades Laka Lena yang akan membentuk Tim Pencari Fakta untuk mencari solusi terkait penolakan proyek geothermal di Flores yang disuarakan oleh enam Uskup di kepulauan itu.
Dalam rapat koordinasi dengan sejumlah kepala daerah di NTT yang dilaksanakan di Kupang pada 9 April 2025, Melki menyatakan tim tersebut akan “melakukan verifikasi langsung di lapangan serta menyusun rekomendasi atas persoalan yang dihadapi.”
Tim itu, kata dia, akan melibatkan unsur pemerintah, LSM, Keuskupan, dan para pengembang.
Tim Pencari Fakta, kata Gubernur Melki, mulai bekerja setelah hari raya Paskah atau setelah tanggal 20 April 2025.
Herson mengatakan, “Saya sangat meragukan independensi dan netralitas dari Tim Pencari Fakta itu nantinya.”
Jika pembentukan Tim Pencari Fakta merupakan sesuatu yang urgen, kata Herson, maka komposisi tim itu harus dari lembaga independen seperti Komnas HAM, ORI, Akademisi, Institusi Keagamaan, LSM, dan Ormas yang selama ini bersama masyarakat serta perwakilan Masyarakat Adat.
Ia mengatakan, setelah tim dibentuk, sebelum turun ke lokasi perlu dilakukan diskusi publik dengan melibatkan seluruh stakeholder untuk mendapatkan masukan sekaligus menyamakan persepsi terkait skema kerja tim tersebut.
“Hal ini penting dilakukan sebagai bagian dari transparansi publik,” katanya.
Penulis: Tim Jajak.net | Editor: Aidan Putra