Foto: Pembangunan gedung SMPN Satap Bonggirita tahun 2024, hingga kini belum ada progres.[ Jajak.net]
Jajak.net – Aktivis Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) menduga adanya kongkalikong antara Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (PPO) Kabupaten Manggarai Timur dan pihak kontraktor terkait proyek pembangunan gedung SMP Negeri Satu Atap (Satap) Bonggirita di Desa Komba, Kecamatan Kota Komba.
Proyek yang dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Manggarai Timur tahun 2024 itu, hingga kini belum menunjukkan progres, meskipun dana tahap awal sudah dicairkan.
Pantauan Jajak.net pada Minggu, 30 Maret 2025, lokasi proyek itu berada di ujung timur komplek SMP Negeri Satap Bonggirita.
Permukaan tanah di lokasi pembangunan gedung tersebut tampak sudah rata. Tak ada jejak aktivitas pengerjaan proyek itu. Material seperti batu dan pasir juga belum ada di lokasi.
“Proyek ini sudah berjalan hampir setahun tanpa kemajuan, padahal masyarakat dan para siswa sangat mengharapkan hadirnya gedung sekolah yang layak,” kata Astra Tandang, Sekretaris Jenderal PMKRI Pusat, kepada Jajak.net, Kamis, 10 April 2025.
Astra mendesak agar Dinas PPO dan kontraktor bertanggung jawab dan tidak mengabaikan hak siswa untuk memperoleh fasilitas pendidikan yang memadai.

Kristo Adol, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Dinas PPO Manggarai Timur, mengonfirmasi bahwa dana tahap pertama proyek tersebut telah dicairkan dan kontraktor pelaksana adalah Dino Karjon.
Dinas PPO, kata dia, telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan kontraktor pelaksana tersebut.
“(Kami) sedang menunggu pengembalian uang muka dari kontraktor,” katanya, tanpa merinci jumlah dana awal yang telah diterima kontraktor itu.
Dino Karjon membantah terlibat dalam proyek tersebut. Ia mengatakan bahwa pembangunan gedung SMPN Satap Bonggirita dikerjakan oleh CV Hokky Grup.
“Di SPK (Surat Perintah Kerja) semuanya oleh CV (Hokky Grup). Jadi saya tidak ada kuasa direktur,” katanya.
Ia juga menyebut proyek tersebut merupakan paket penunjukan langsung dengan nilai anggaran di bawah Rp100 juta.
Penelusuran Jajak.net CV Hokky Grup beralamat di Maumere, Kabupaten Sikka, dan dipimpin oleh Selvy Cundawan.
Selvy yang dihubungi melalui nomor yang diberikan Dino, mengaku tidak mengetahui proyek gedung SMPN Satap Bonggirita tersebut.
“Bonggirita proyek apa ya? SMP apa? CV apa?” kata Selvy, Minggu malam, 30 Maret 2025, melalui pesan WhatsApp.
Minta APH Turun Tangan
Astra Tandang mendesak agar aparat penegak hukum turun tangan memeriksa proyek tersebut.
Pengawasan, kata dia, sangat penting terhadap proyek-proyek penunjukan langsung yang rentan terhadap praktik korupsi dan kolusi.
Indikasi kolusi, lanjutnya, semakin kuat karena hingga kini tidak ada langkah tegas dari Dinas PPO terhadap kontraktor pelaksana yang belum mengembalikan dana.
“Kalau ini dibiarkan, sebaiknya aparat penegak hukum memeriksa pekerjaan ini,” katanya.
Ia mengatakan Manggarai Timur termasuk dalam kategori daerah miskin ekstrem. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur pendidikan, menurutnya, menjadi salah satu strategi penting dalam mengatasi persoalan tersebut.
Penulis: Yunt Teguh | Editor: Rosis Adir


