Foto: Pembangunan gedung SDI Maro yang terbengkalai. [Yunt Teguh/ Jajak.net]
Jajak.net – Proyek pembangunan gedung salah satu Sekolah Dasar di Kabupaten Manggarai Timur terbengkalai, siswa-siswi terpaksa ikut Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Gereja.
Proyek gedung SDI Maro di Desa Rana Masak, Kecamatan Borong tersebut, mulai dikerjakan pada Agustus 2024. Namun, hingga kini pengerjaanya belum tuntas.
Jajak.net menyaksikan pada Rabu, 12 Maret 2025, tampak dua dari lima ruang kelas yang dibangun itu belum beratap.
Selain itu, semua ruang juga terlihat belum diplester dan belum dipasang pintu dan jendela.
Sejumlah material seperti batako, pasir, kayu, dan semen tampak menumpuk di sekitar area proyek.
“Sejak masuk tahun 2025, sudah tidak ada aktivitas (pengerjaan proyek) lagi di sini,” kata salah seorang guru SDI Maro.
Guru tersebut mengatakan bahwa sejak pembangunan dimulai, siswa-siswi kelas IV sekolah itu, mengikuti proses KBM di ruang darurat yang dibangun oleh orangtua murid.
“Sejak musim hujan pada bulan November 2024, kelas IV terpaksa mengikuti KBM di Gereja karena ruangan darurat tidak memungkinkan untuk KBM,” katanya.
Gedung SDI Maro yang belum diplester. Jendela dan pintu juga belum dipasang. [Foto: Yunt Teguh]
Dalam papan informasi proyek yang dipajang di dalam salah satu ruangan kelas yang mangkrak tersebut, tertulis bahwa pembangunan tersebut merupakan bagian dari “rehabilitasi ruang kelas dengan tingkat kerusakan minimal sedang beserta perabotnya.”
Proyek ini dikerjakan oleh CV. Toldics Karya yang beralamat di Kelurahan Ndetundora, Kabupaten Ende. Besar pagu anggarannya senilai Rp.621.236.714,00 dengan jangka waktu pengerjaan 120 hari kalender.
Antonius Goru, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek tersebut, tidak merespons pertanyaan terkait kelanjutan pembangunan gedung yang terbengkalai itu, saat dihubungi Jajak.net pada Rabu sore, 12 Maret 2025.
Sementara itu, Vinsensius Tala, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Manggarai Timur mengatakan pihaknya telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan CV Toldics Karya.
“Untuk info lebih lanjut, bisa kontak PPK-nya,” katanya pada Jumat pagi, 14 Maret.
Antonius Goru yang kembali dihubungi melalui aplikasi WhatsApp pada Jumat, juga belum memberi tanggapan hingga berita ini terbit.
Pernah Dilaporkan ke Kejaksaan
Persoalan proyek pembangunan gedung SDI Maro yang terbengkalai itu pernah dilaporkan ke Kejaksaan Negeri Manggarai oleh Lembaga Monitoring Independen (LMI) Nusa Tenggara Timur pada Selasa, 11 Februari 2025.
Dalam laporan itu, LMI NTT meminta kejaksaan agar segera memanggil dan memeriksa para pihak terkait pelaksanaan pembangunan gedung sekolah itu, dalam rangka pengumpulan bahan dan keterangan untuk proses hukum selanjutnya.
Marsel A. Pelealu, Ketua LMI NTT mengatakan: “Proses hukum perlu segera dilakukan dalam rangka pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi yang kami duga telah terjadi pada pembangunan gedung SDI Maro yang masih terbengkalai sejak tahun 2024 hingga saat ini.”
“Tidak tuntasnya pekerjaan pada tahun anggaran 2024 tidak saja berpotensi pada kerugian keuangan negara tetapi lebih jauh adalah sangat merugikan dunia pendidikan di Kabupaten Manggarai Timur, khususnya bagi 80 siswa dan para guru SDI Maro yang selama ini masih sekolah di gereja,” katanya seperti dikutip Sorotnews.co.id.
Zaenal, Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Manggarai belum merespons pertanyaan Jajak.net terkait perkembangan pengusutan proyek gedung SDI Maro.
Hingga berita ini terbit, pesan konfirmasi yang dikirim melalui aplikasi WhatsApp pada Senin siang, 17 Maret, belum ia balas, kendati sudah tercentang dua, tanda sudah diterima.
Sementara itu, di tengah ketidakjelasan penyelesaian persoalan tersebut, guru-guru di SDI Maro berharap agar pembangunan gedung yang terbengkalai itu segera dilanjutkan.
“Yang menjadi kendala saat ini kami dari pihak sekolah. Mulai dari kami guru hingga anak-anak sekolah,” kata mereka.