Jajak.net – Hampir tiga dekade, Longginus Jarut (72) dan Sebina Enggi (67) mengurus Rensiana Nir (29) dengan tabah.
Pasangan lansia yang tinggal di Kampung Bobo, Desa Benteng Rampas, Kecamatan Lamba Leda Timur, Manggarai Timur ini, setia merawat anaknya yang tidak bisa berjalan itu.
Rensiana mengalami kelumpuhan sejak kecil. Ia juga bisu. Postur tubuhnya terlihat kecil.
Longginus bersama istri dan anaknya itu tinggal di rumah berukuran 8×12 meter yang kondisinya memperihatinkan. Dinding rumah berkonstruksi kayu itu sudah bolong di banyak titik. Keluarga ini juga belum memiliki toilet dan kamar mandi yang layak.
“Saya petani dan juga bekerja serabutan. Penghasilannya tidak pasti, “ kata Longginus.
Kondisi ekonominya yang serba kekurangan, kata dia, membuatnya tidak bisa membawa Rensiana untuk berobat ke dokter atau rumah sakit.
“Dulu pernah ada petugas kesehatan datang melihat kondisinya dan memberi beberapa obat,” ceritanya.
Petugas medis itu, katanya, menyarankan agar Rensiana berobat ke rumah sakit. Tetapi, karena tidak ada biaya, “kami rawat di rumah dengan obat seadanya termasuk obat tradisional.”
“Upaya kami bertahun-tahun tidak bisa menyembuhkan anak kami,” ujarnya.
Kini, diusianya yang kian uzur, kata Longginus, “kami hanya pasrah pada yang Maha Kuasa saja.”
Sebina juga mengatakan hal serupa. Menurutnya, saat ini, mereka sudah sangat kesulitan untuk membiayai hidup.
“Kami sudah tidak kuat lagi bekerja. Untuk makan sehari-hari setengah mati. Kadang kami makan jagung,” katanya.
Di tengah kondisi yang serba sulit itu, Sebina bertekat untuk terus merawat Rensiana dengan penuh kasih sayang.
“Sebagai orangtua, kami akan terus merawatnya,” ujar Sebina.
Ia berharap agar ada orang-orang yang peduli dengan kondisi Rensiana dan menolongnya.
“Semoga Tuhan mengirimkan orang-orang baik yang bisa membantu kami,” katanya.
