Loading Now
×

Umat Stasi Munda, Kevikepan Borong, di Pedalaman Manggarai Timur Ingin Punya Gereja yang Layak

Kapel Stasi Munda roboh diterjang angin pada 24 Februari 2023. [Foto: Dok. Umat Stasi Munda]

Jajak.net – Suara anggota koor terdengar syahdu dari balik bangunan kapel reyot di stasi Munda pada akhir September 2024.

Puluhan umat tampak berjubel hingga ke teras bangunan berkonstruksi kayu yang dinding dan atapnya sudah bolong di banyak titik itu.

Pagi itu, ada misa pernikahan salah satu umat stasi yang masuk dalam wilayah pelayanan Paroki Mbata, Kevikepan Borong, Keuskupan Ruteng tersebut.

Di keempat sisi kapel itu, berjarak sekitar 2 hingga 3 meter, terlihat galian memanjang yang ujungnya terhubung satu sama lain membentuk persegi panjang.

“Ini galian fondasi untuk pembangunan kapel baru,” kata Liborius Nomas, salah satu umat yang mengikuti misa pernikahan itu.

Umat Stasi Munda bergotong royong menggali fondasi untuk pembangunan kapel baru.

Liborius mengatakan, umat stasi bersepakat membangun kapel baru setelah kondisi tempat ibadah yang dibangun sejak 2009 itu sudah keropos.

Bangunan kapel lama, kata dia, pernah roboh diterjang angin pada Februari 2023.

“Ini kapel darurat yang kami bangun dari material kapel lama yang roboh diterjang angin,” katanya.

Stasi Munda berada di wilayah administrasi Desa Gunung Baru, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur.

Jumlah umat di stasi ini 530 orang dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 110.

Stasi ini terletak sekitar lima kilometer arah selatan pusat Paroki Mbata di Desa Rana Mbata. Akses transportasi dari dan menuju Stasi Munda dari pusat paroki masih berupa jalan tanah dan telford serta melintasi Kali Wae Mokel yang belum ada jembatan.

Sebagian besar umat stasi ini adalah petani. Mereka menggantungkan pendapatan dari komoditas seperti kemiri, kakao, kopi, dan lainnya.

Kendati hasil pertanian cukup menjanjikan, namun kondisi infrastruktur jalan yang buruk membikin ekonomi mereka berjalan di tempat.

Bernadinus Mere, salah satu anggota Panitia Pembangunan Kapel Stasi Munda mengatakan, sesuai rencana anggaran belanja, untuk membangun kapel baru berukuran 11×22 meter dengan konstruksi beton, mereka membutuhkan dana sebesar Rp430 juta.

“Kami sepakat setiap kepala keluarga mengumpulkan dana satu juta rupiah. Yang sudah terkumpul Rp70 juta,” katanya.

Ia mengatakan, pengerjaan Kapel Stasi Munda dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisi dana yang ada.

“Tahap pertama pengerjaan fondasi dan tiang beton sudah selesai sejak Desember 2024,” katanya.

Tampak fondasi dan tiang beton yang sudah dibangun pada tahap pertama pembangunan Kapel Stasi Munda.

Bernadinus berkata, hingga kini pengerjaan tahap kedua belum dimulai karena kehabisan dana.

“Kami berharap bantuan dari siapapun orang-orang baik di luar sana agar kapel ini bisa selesai,” katanya.

Hal serupa juga diutarakan Liborius. Menurutnya, penghasilan umat yang pas-pasan menjadi kendala utama dalam pembangunan kapel Stasi Munda.

“Kemampuan kami umat sangat terbatas. Kami sangat berharap bantuan dari orang-orang yang peduli dengan kondisi kapel kami ini,” katanya.

Penulis: Aidan Putra

Catatan: Bagi pembaca yang ingin membantu biaya pembangunan Kapel Stasi Munda, bisa disalurkan melalui nomor rekening BRI: 472501053127530 atas nama Pembangunan Gereja Stasi Munda. 

Mendalam